Kenapa Bayi bisa
Kuning ?
Seringkali
ditemukan kulit bayi tampak kuning, terutama dalam usia kurang dari 1 bulan Hal
ini disebut dengan keadaan “Ikterus Neonatorum”, dimana keadaan klinis pada
bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus/kuning pada kulit dan sklera (bagian
putih pada mata) akibat akumulasi bilirubin yang berlebih. Bilirubin itu
sendiri merupakan zat yang memiliki pigmen berwarna kuning yang berasal dari
proses pemecahan enzim di dalam tubuh. Oleh karena itu, kondisi
hiperbilirubinemia akan menampilkan klinis bayi menjadi tampak kuning.
Keadaan ini
dapat dijumpai pada segera setelah lahir (usia <24 jam), setelah usia 24
jam, hingga bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau 14 hari pada
bayi kurang bulan. Berdasarkan timbulnya kuning tersebut, keadaan ini dibagi
menjadi 2, yaitu fisiologis dan patologis. Ikterus fisiologis merupakan hal
yang sering ditemukan pada bayi selama usia setelah 24 jam hingga minggu
pertama kehidupan. Penyebab terseringnya ialah kondisi bayi kurang minum (ASI),
yang disebut dengan breast feeding
jaundice, atau ASI nya tersebut yang menyebabkan kuning, yang disebut
dengan breast milk jaundice. Namun
pada kebanyakan bayi, fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan.
Ikterus
patologis, dapat terjadi segera setelah lahir (sebelum usia 24 jam) hingga
dapat bertahan setelah 8 hari-14 hari. Hal ini paling sering disebabkan karena
perbedaan golongan darah ibu dan ayah yang menyebabkan inkompabilitas pada
bayi. Selain itu, banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya ini seperti
gangguan pada hati atau saluran empedu, penyakit infeksi, kelainan sel darah
merah, kekurangan enzim (seperti penyakit G6PD), kelainan genentik, hingga efek
samping obat-obatan tertentu. Kondisi ini jauh lebih serius dan perlu
ditatalaksana oleh dokter Spesialis Anak.
Apabila sulit
mengetahui manakah yang patologis dan fisiologis, perhatikan dan kenali saat
kapan awal timbulnya bayi tampak kuning.
Bagaimana
mengenalinya?
Bayi berwarna
kuning akan bertahap, dari kuning mulai kepala, lalu leher, dada, perut, kaki,
hingga yang terakhir telapak tangan dan kaki. Cukup bandingkan telapak tangan
ibu dan ayah atau orang sekitar yang sehat dengan kulit bayi. Warna yang sehat
akan tampak berwarna merah muda. Apabila hal ini masih meragukan, tekan dan
lebarkan kulit bayi pada bagian yang penampang luas (dada, perut, paha) selama
5 detik. Jika masih kuning, segera bawa bayi bersama orang tuanya ke dokter.
Pemeriksaan observasi ini sebaiknya dilakukan dalam ruangan dengan pencahayaan
yang baik. Selain itu, tanda lain yang sering ditemukan ialah urin yang menjadi
lebih pekat atau dapat juga tinja menjadi lebih pucat. Pengenalan dini perlu
dilakukan oleh orang tua untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat akumulasi
bilirubin yang berlebih, disebut dengan kern ikterus.
Bagaimana
Pencegahannya ?
Pencegahan
terbaik ialah menimilaisir faktor resiko terjadinya bayi kuning. Karena salah
satu penyebab bayi kuning adalah perbedaan golongan darah ayah dan ibu, maka
perlu untuk calon ayah dan ibu konsultasikan jauh sebelum merencanakan punya
anak. Saat ini bahkan sudah tersedia layanan konsultasi kesehatan pra nikah, di
beberapa kota telah menjadikan konsultasi ini menjadi salah satu syarat.
Konsultasi ini dapat didapatkan dengan mengunjungi dokter keluarga terdekat atau
fasilitas kesehatan tingkat primer yaitu puskesmas. Biasanya konsultasi ini
berisi riwayat kesehatan saat ini dan terdahulu bagi para calon mempelai serta
riwayat penyakit keluarga.
Bagaimana jika
sudah hamil ?
Pastikan
kehamilan ibu rutin kontrol tiap minimal 3 bulan sekali. 3 bulan pertama,
kunjungan 1 x. 3 bulan kedua, 1x kunjungan. 3 bulan ketiga, 2x kunjungan karena
ingin mendekati kelahiran. Sekurang-kurangnya 4x kontrol antenatal care (ANC) / kehamilan 4x, jika lebih maka lebih baik.
Selain itu, pastikan asupan ibu hamil juga terjaga dan tercukupi sesuai anjuran
dokter. Pada setiap kontrol, akan dicek sesuai dengan buku ANC yang berwarna pink/merah mudah yang dimiliki oleh ibu.
Saat dirasakan sesuatu yang berbeda, seperti terjadi perdarahan dari jalan
lahir, keluar air dari jalan lahir, tidak merasakan gerakan janin, pusing,
pandangan kabur, kaki bengkak, dsb segera periksakan diri ke dokter atau dokter
spesialis kandungan.
Bagaimana jika
bayi sudah lahir ?
Hal yang wajib
dilakukan adalah observasi. Amati dan kenali bagaimana tumbuh kembang, terutama
kulit dan sclera mata. Sebelum terjadinya kuning, pencegahan yang dapat
dilakukan adalah inisiasi menyusi dini (IMD) dan pemberian minum sesegea
mungkin. Oleh karena itu, pastikan bayi mendapat ASI yang cukup. Hal ini ditujukan
agar tidak terjadi penumpukan bilirubin yang dapat menyebabkan kuning pada
bayi. Serta selalu pastikan, bayi mendapat imunisasi sesuai usia.
Selalu diingat dan dapat dipastikan bahwa proses jemur bayi dengan matahari berbeda dengan proses pengobatan terapi sinar/fototerapi yang dapat dilakukan di rumah sakit. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses jemur bayi, antara lain, faktor cuaca, jika cuaca mendung tidak mungkin dilakukan penjemuran. Selain itu, pastikan dijemur dalam kondisi yang tidak banyak angin serta pastikan kondisi bayinya sedang dalam keadaan sehat. Matahari sepagi mungkin sangat baik, karena udara masih dalam keadaan baik. Namun perlu diperhatikan kondisi bayi saat menjemur. Tidak boleh posisi bayi langsung menghadang arah sinar matahari, mata bayi perlu ditutup dengan kacamata hitam atau penutup mata kain atau jika tidak ada, posisikan bayi berlawanan dengan arah datangnya sinar matahari. Untuk lamanya proses penjemuran, disesuaikan dengan kondisi bayi. Proses penjemuran dapat menyebabkan air dalam tubuh bayi menguap sehingga bayi jadi cepat haus, oleh karena itu jika bayi sudah mulai tidak nyaman dapat segera menghentikan proses penjemuran.
Apa perlu dijemur ?
Selalu diingat dan dapat dipastikan bahwa proses jemur bayi dengan matahari berbeda dengan proses pengobatan terapi sinar/fototerapi yang dapat dilakukan di rumah sakit. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses jemur bayi, antara lain, faktor cuaca, jika cuaca mendung tidak mungkin dilakukan penjemuran. Selain itu, pastikan dijemur dalam kondisi yang tidak banyak angin serta pastikan kondisi bayinya sedang dalam keadaan sehat. Matahari sepagi mungkin sangat baik, karena udara masih dalam keadaan baik. Namun perlu diperhatikan kondisi bayi saat menjemur. Tidak boleh posisi bayi langsung menghadang arah sinar matahari, mata bayi perlu ditutup dengan kacamata hitam atau penutup mata kain atau jika tidak ada, posisikan bayi berlawanan dengan arah datangnya sinar matahari. Untuk lamanya proses penjemuran, disesuaikan dengan kondisi bayi. Proses penjemuran dapat menyebabkan air dalam tubuh bayi menguap sehingga bayi jadi cepat haus, oleh karena itu jika bayi sudah mulai tidak nyaman dapat segera menghentikan proses penjemuran.
Selain
penanganan tersebut yang dapat dilakukan, apabila sudah dibawa ke dokter, terapi
didasarkan pada penyebab dari kondisi kuningnya tersebut oleh karena itu biasanya
dokter akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
pada bayinya, khususnya terkait kondisi hyperbilirubinemia.
Terapi yang dapat dilakukan di Rumah Sakit antara lain fototerapi (terapi
sinar), pemberian suntikan immunoglobulin, dan transfusi tukar.
Fototerapi
merupakan carra penanganan bayi kuning dengan memanfaatkan paparan cahaya
khusus untuk menghancurkan bilirubin sehingga dapat dikeluarkan melalui tinja
atau urin (BAB atau BAK) bayi. Proses ini umumnya dilakukan 24 jam, namun
tergantung pada kondisi klinis dan kadar bilirubin bayi. Selama proses
berlangsung, bayi akan ditempatkan pada incubator lalu dipaparkan sinar
ultraviolet khusus pada seluruh permukaan tubuh bayi dengan bayi dipakaikan
pelindung mata serta diobservasi oleh petugas kesehatan setempat.
Pemberian
suntikan immunoglobulin diberikan pada penyebab perbedaan atau inkompabilitas golongan
darah yang terjadi pada bayi. Hal ini ditujukan untuk mengurangi antibodi
sebagai penyebab tingginya kadar bilirubin tersebut.
Transfusi tukar
merupakan proses apabila metode yang lain tidak efektif. Inti dari prosesnya
adalah menukar atau mengganti darah bayi dengan darah tang cocok atau bank
darah. Selama proses ini, bayi akan diawasi penuh oleh dokter atau perawat di
rumah sakit.
Oleh karena itu,
yuk lebih perhatikan kembali kondisi si kecil !
0 comments:
Posting Komentar