Present

09.51
0

Kenapa Bayi bisa Kuning ?

Seringkali ditemukan kulit bayi tampak kuning, terutama dalam usia kurang dari 1 bulan Hal ini disebut dengan keadaan “Ikterus Neonatorum”, dimana keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus/kuning pada kulit dan sklera (bagian putih pada mata) akibat akumulasi bilirubin yang berlebih. Bilirubin itu sendiri merupakan zat yang memiliki pigmen berwarna kuning yang berasal dari proses pemecahan enzim di dalam tubuh. Oleh karena itu, kondisi hiperbilirubinemia akan menampilkan klinis bayi menjadi tampak kuning.

Keadaan ini dapat dijumpai pada segera setelah lahir (usia <24 jam), setelah usia 24 jam, hingga bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau 14 hari pada bayi kurang bulan. Berdasarkan timbulnya kuning tersebut, keadaan ini dibagi menjadi 2, yaitu fisiologis dan patologis. Ikterus fisiologis merupakan hal yang sering ditemukan pada bayi selama usia setelah 24 jam hingga minggu pertama kehidupan. Penyebab terseringnya ialah kondisi bayi kurang minum (ASI), yang disebut dengan breast feeding jaundice, atau ASI nya tersebut yang menyebabkan kuning, yang disebut dengan breast milk jaundice. Namun pada kebanyakan bayi, fenomena ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan.

Ikterus patologis, dapat terjadi segera setelah lahir (sebelum usia 24 jam) hingga dapat bertahan setelah 8 hari-14 hari. Hal ini paling sering disebabkan karena perbedaan golongan darah ibu dan ayah yang menyebabkan inkompabilitas pada bayi. Selain itu, banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya ini seperti gangguan pada hati atau saluran empedu, penyakit infeksi, kelainan sel darah merah, kekurangan enzim (seperti penyakit G6PD), kelainan genentik, hingga efek samping obat-obatan tertentu. Kondisi ini jauh lebih serius dan perlu ditatalaksana oleh dokter Spesialis Anak.

Apabila sulit mengetahui manakah yang patologis dan fisiologis, perhatikan dan kenali saat kapan awal timbulnya bayi tampak kuning.

Bagaimana mengenalinya?

Bayi berwarna kuning akan bertahap, dari kuning mulai kepala, lalu leher, dada, perut, kaki, hingga yang terakhir telapak tangan dan kaki. Cukup bandingkan telapak tangan ibu dan ayah atau orang sekitar yang sehat dengan kulit bayi. Warna yang sehat akan tampak berwarna merah muda. Apabila hal ini masih meragukan, tekan dan lebarkan kulit bayi pada bagian yang penampang luas (dada, perut, paha) selama 5 detik. Jika masih kuning, segera bawa bayi bersama orang tuanya ke dokter. Pemeriksaan observasi ini sebaiknya dilakukan dalam ruangan dengan pencahayaan yang baik. Selain itu, tanda lain yang sering ditemukan ialah urin yang menjadi lebih pekat atau dapat juga tinja menjadi lebih pucat. Pengenalan dini perlu dilakukan oleh orang tua untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat akumulasi bilirubin yang berlebih, disebut dengan kern ikterus.

Bagaimana Pencegahannya ?

Pencegahan terbaik ialah menimilaisir faktor resiko terjadinya bayi kuning. Karena salah satu penyebab bayi kuning adalah perbedaan golongan darah ayah dan ibu, maka perlu untuk calon ayah dan ibu konsultasikan jauh sebelum merencanakan punya anak. Saat ini bahkan sudah tersedia layanan konsultasi kesehatan pra nikah, di beberapa kota telah menjadikan konsultasi ini menjadi salah satu syarat. Konsultasi ini dapat didapatkan dengan mengunjungi dokter keluarga terdekat atau fasilitas kesehatan tingkat primer yaitu puskesmas. Biasanya konsultasi ini berisi riwayat kesehatan saat ini dan terdahulu bagi para calon mempelai serta riwayat penyakit keluarga.

Bagaimana jika sudah hamil ?

Pastikan kehamilan ibu rutin kontrol tiap minimal 3 bulan sekali. 3 bulan pertama, kunjungan 1 x. 3 bulan kedua, 1x kunjungan. 3 bulan ketiga, 2x kunjungan karena ingin mendekati kelahiran. Sekurang-kurangnya 4x kontrol antenatal care (ANC) / kehamilan 4x, jika lebih maka lebih baik. Selain itu, pastikan asupan ibu hamil juga terjaga dan tercukupi sesuai anjuran dokter. Pada setiap kontrol, akan dicek sesuai dengan buku ANC yang berwarna pink/merah mudah yang dimiliki oleh ibu. Saat dirasakan sesuatu yang berbeda, seperti terjadi perdarahan dari jalan lahir, keluar air dari jalan lahir, tidak merasakan gerakan janin, pusing, pandangan kabur, kaki bengkak, dsb segera periksakan diri ke dokter atau dokter spesialis kandungan.

Bagaimana jika bayi sudah lahir ?

Hal yang wajib dilakukan adalah observasi. Amati dan kenali bagaimana tumbuh kembang, terutama kulit dan sclera mata. Sebelum terjadinya kuning, pencegahan yang dapat dilakukan adalah inisiasi menyusi dini (IMD) dan pemberian minum sesegea mungkin. Oleh karena itu, pastikan bayi mendapat ASI yang cukup. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi penumpukan bilirubin yang dapat menyebabkan kuning pada bayi. Serta selalu pastikan, bayi mendapat imunisasi sesuai usia.

Apa perlu dijemur ?

Selalu diingat dan dapat dipastikan bahwa proses jemur bayi dengan matahari berbeda dengan proses pengobatan terapi sinar/fototerapi yang dapat dilakukan di rumah sakit. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses jemur bayi, antara lain, faktor cuaca, jika cuaca mendung tidak mungkin dilakukan penjemuran. Selain itu, pastikan dijemur dalam kondisi yang tidak banyak angin serta pastikan kondisi bayinya sedang dalam keadaan sehat. Matahari sepagi mungkin sangat baik, karena udara masih dalam keadaan baik. Namun perlu diperhatikan kondisi bayi saat menjemur. Tidak boleh posisi bayi langsung menghadang arah sinar matahari, mata bayi perlu ditutup dengan kacamata hitam atau penutup mata kain atau jika tidak ada, posisikan bayi berlawanan dengan arah datangnya sinar matahari. Untuk lamanya proses penjemuran, disesuaikan dengan kondisi bayi. Proses penjemuran dapat menyebabkan air dalam tubuh bayi menguap sehingga bayi jadi cepat haus, oleh karena itu jika bayi sudah mulai tidak nyaman dapat segera menghentikan proses penjemuran.

Selain penanganan tersebut yang dapat dilakukan, apabila sudah dibawa ke dokter, terapi didasarkan pada penyebab dari kondisi kuningnya tersebut oleh karena itu biasanya dokter akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pada bayinya, khususnya terkait kondisi hyperbilirubinemia. Terapi yang dapat dilakukan di Rumah Sakit antara lain fototerapi (terapi sinar), pemberian suntikan immunoglobulin, dan transfusi tukar.

Fototerapi merupakan carra penanganan bayi kuning dengan memanfaatkan paparan cahaya khusus untuk menghancurkan bilirubin sehingga dapat dikeluarkan melalui tinja atau urin (BAB atau BAK) bayi. Proses ini umumnya dilakukan 24 jam, namun tergantung pada kondisi klinis dan kadar bilirubin bayi. Selama proses berlangsung, bayi akan ditempatkan pada incubator lalu dipaparkan sinar ultraviolet khusus pada seluruh permukaan tubuh bayi dengan bayi dipakaikan pelindung mata serta diobservasi oleh petugas kesehatan setempat.

Pemberian suntikan immunoglobulin diberikan pada penyebab perbedaan atau inkompabilitas golongan darah yang terjadi pada bayi. Hal ini ditujukan untuk mengurangi antibodi sebagai penyebab tingginya kadar bilirubin tersebut.

Transfusi tukar merupakan proses apabila metode yang lain tidak efektif. Inti dari prosesnya adalah menukar atau mengganti darah bayi dengan darah tang cocok atau bank darah. Selama proses ini, bayi akan diawasi penuh oleh dokter atau perawat di rumah sakit.

Oleh karena itu, yuk lebih perhatikan kembali kondisi si kecil !

0 comments:

Posting Komentar