Present

19.51
0
Apa bahaya dari penyakit yang dikenal dengan Diabet atau sakit gula ?

Penyakit diabet, begitu pada umumnya dikenal oleh masyarakat luas di Indonesia, merupakan penyakit yang memiliki nama dalam dunia kesehatan yaitu Diabetes Mellitus atau lebih lanjut akan disebut dengan DM atau diabetes. DM memiliki tanda khas pada tubuh yaitu hiperglikemia yang merupakan keadaan kondisi tubuh dimana kadar gula (glukosa) dalam darah meningkat lebih dari normal. DM ini memiliki klasifikasi tertentu berdasarkan kategori penyandangnya ialah DM tipe 1 yang biasanya penyandangnya anak-anak hingga remaja, DM tipe 2 yang sangat banyak dikenal dimasyarakat karena kategori penyandangnya ialah dewasa, dan DM gestasional yang bias terjadi pada ibu hamil.

DM merupakan penyakit menahun yang berkelanjutan seumur hidup. Oleh karena itu, tenaga kesehatan, pasien, dan keluarga pasien memiliki peran yang penting dalam pengelolaan penyakit dan pemahaman mengenai khususnya penyulit serta bahaya dari DM. Klasifikasi berdasarkan onset dari penyulit atau bahaya dari DM dibagi menjadi dua, akut yang terjadi dalam waktu singkat dan cepat, dan kronik yang perlu berangsur-angsur membutuhkan waktu yang lebih lama terjadinya dibandingkan dengan kejadian akut.

Penyulit atau bahaya yang terjadi secara akut berdasarkan kadar gula di dalam tubuh dibagi menjadi dua yaitu kadar gula dalam darah yang sangat rendah (hipoglikemia) dan yang sangat tinggi (hiperglikemia). Berdasarkan PERKENI tahun 2015, hipoglikemia adalah penurunan konsentrasi glukosa dalam darah dengan atau tanpa adanya gejala-gejala yang muncul yang berkurang dengan pengobatan. Tanda dan gejala rendahnya kadar gula dalam darah antara lain lapar, berkeringat, gelisah, berdebar-debar, pucat, lema, lesu, pusing, perubahan sikap  dan gangguan kognitif, hingga dapat menyebabkan tidak sadarkan diri. Apabila sebagai penyandang DM memiliki tanda dan gejala tersebut, segera periksakan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan gula dara yang jika didapatkan hasil pemeriksaan gula darah < 70mg/dL disertai dengan gejala dan gejala berkurang dengan pengobatan dapat dikategorikan sebagai keadaan hipoglikemia.

Keadaan lain dari bahaya DM ialah keadaan tingginya kadar gula dalam darah yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum (KAD) dan sindrom hiperosmolar hiperglikemia (SHH). KAD merupakan komplikasi akut diabetes yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dl) disertai tanda-tanda asidosis berupa sesak, berkeringat, hingga tidak sadarkan diri dan juga adanya nafas berbau buah, yang merupakan tanda adanya keton. Pada SHH yang membedakan dengan KAD adalah keadaan hiperglikemi ekstrim tanpa adanya keton dan penurunan kesadaran (terutama orang tua). Apabila sebagai kerabat atau penyandang DM mengenali tanda dan gejala tersebut dapat segera dibawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat untuk segera ditangani lebih lanjut dengan pemberian cairan secara agresif sesuai dengan konsesus yang berlaku.

Hal itulah yang merupakan keadaan-keadaan gawat darurat atau mengancam jiwa yang terjadi secara cepat/akut yang dapat terjadi bagi penyandang DM. Kondisi lain yang dapat membahayakan penyandang DM ialah yang terjadi pada waktu yang lama atau kronik yang disebabkan efek samping dari tingginya kadar glukosa di pembuluh darah yang terlalu lama. Hal tersebut dapat terjadi pada pembuluh darah besar (makroangipati) atau pada pembuluh darah kecil (mikroangipati). Pembuluh darah besar yang sering terkena ialah pembuluh coroner jantung sehingga dapat menyebabkan sakit jantung, pembuluh darah otak sehingga dapat menyebabkan stroke, dan pembuluh darah pada daerah-daerah perifer dari tubuh seperti kaki sehingga dapat menyebabkan lamanya penyembuhan pada luka di kaki sehingga menimbulkan perawatan khusus. Pembuluh darah kecil seperti pada retina mata sehingga dapat menyebabkan gangguan penglihatan, dan pembuluh darah pada ginjal juga dapat terkena efek samping akibat tingginya kadar glukosa dalam periode yang lama sehingga dapat menyebabkan gagal ginjal. Selain itu, disfungsi ereksi atau kegagalan ereksi secara maksimal pada pria juga dapat menjadi salah satu penyulit pada penyandang DM.

Pengelolaan dan tatalaksana bagi penyandang DM perlu dilakukan secara tepat agar meminimalisir resiko kejadian hal bahaya atau penyulit yang dapat menurunkan angka kualitas hidup penyandang DM. Oleh karena itu, segera melakukan pengobatan secara rutin dan sesuai anjuran dokter bagi penyandang DM

0 comments:

Posting Komentar