Sudah menjadi tradisi
atau memang kebiasaan yang dibudayakan oleh masyarakat Indonesia? Ya, apalagi
kalau bukan masalah sampah lebih tepatnya membuang sampah sembarangan.
Pemandangan yang sudah tidak asing lagi bahkan sudah menjadi budaya di
lingkungan kita dan ujung-ujungnya adalah banjir yang tak dapat dielakkan kedatangannya.
Sampah
sampai saat ini masih menjadi alasan utama terjadinya banjir di kota-kota besar
di Indonesia, misalnya di Provinsi Banten. Belum lama ini wilayah yang beribu
kota di Serang itu dilanda banjir, terutama di daerah Ciujung. Musibah tersebut
mendatangkan banyak dampak. Salah satunya adalah terputusnya akses yakni jalan
tol Jakarta-Merak akibat terendam air setinggi pinggang orang dewasa selama
hampir dua minggu. Selain karena tingginya curah hujan, sampah menjadi faktor
utama adanya kejadian tersebut. Sampah menyumbat saluran-saluran air sehingga
terjadi luapan di Sungai Ciujung. Dari segelintir sampah menjadi berliter-liter
air.
Ketika
berada di sekolah, sampahpun terlihat menumpuk di kolong-kolong meja siswa.
Padahal setiap harinya siswa dan siswi menggunakan meja tersebut untuk belajar.
Apa jadinya kalau sampah tersebut menjadi sarang nyamuk apabila berhari-hari
sampah tersebut tidak dibuang? Sungguh suatu penyakit yang dibuatnya sendiri.
Upaya-upaya menegakkan
kebersihan lingkungan sudah dilakukan oleh pihak sekolah. Tempat sampah yang
disediakanpun tidak hanya satu bahkan hampir di setiap sisi terdapat tempat
sampah serta dibedakan menjadi organik dan anorganik. Hal ini diperuntukkan
agar memudahkan siswa untuk membuang sampah pada tempatnya. Namun pada
kenyataannya, tempat sampah bak pajangan-pajangan yang tidak berguna. Sampah
tetap berserakan bukan pada tempatnya. Lalu, siapa yang harus bertanggungjawab?
Perlu ada kesadaran
dalam diri kita sendiri mengenai betapa mulianya membuang sampah pada
tempatnya. Menjaga lingkungan dari himpunan sampah merupakan cerminan siswa
yang peduli akan lingkungan. Tidak ada hal yang sulit dalam membuang sampah.
Dimulai dari sesuatu yang kecil seperti membuang sampah bungkus makanan yang
telah kita makan. “Lah yang makan kita-kita juga, masa yang buang sampahnya
orang lain.” Sebut saja petugas kebersihan.
Nah, mulai saat ini
sudah tak ada lagi kata “malas”, malas membuang sampah, malas memelihara
lingkungan yang sehat. Mari kita ciptakan lingkungan yang bersih dan indah!
Musibah datang karena faktor kemalasan manusia, khususnya terhadap lingkungan.
Oleh karena itu, tak ada alasan lagi untuk tidak membuang sampah pada tempatnya
ya!
Buang sampah itu kan gak repot!
zin gan, copas buat di mading.....
BalasHapusizin gan copas buat di mading....
Hapus