Present

16.13
0
Menurut definisi, sakit perut berulang diartikan pertama kali pada tahun 1958 oleh Apley sebagai keadaan serangan nyeri perut tiga kali atau lebih selama periode lebih dari tiga bulang sehingga dapat mengganggu aktivitas.
 
Bentuk gejala yang dirasakan pada orang dengan nyeri perut berulang bervariasi sesuai dengan usia. Pada usia diatas 5 tahun hingga dewasa sudah dapat menerangkan sifat dan lokalisasi sakit perut. Usia 0-3 bulan ditunjukan dengan keluhan muntah. Pada usia 3 bulan – 2 tahun selain muntah, biasanya sering tiba-tiba menjerit dan menangis dengan tanpa sebab. Saat usia 2 – 5 tahun sudah dapat mengatakan namun lokalisasinya yang belum tepat. Hal ini penting untuk mengetahui penyebab sakit perut berulang berdasarkan dari deskripsi klinis berupa lokasi sumber nyeri. Jika dibayangkan posisi anatomis organ sistem pencernaan yang merujuk pada lokasi sumber nyeri.

BAGAIMANA MEKANISME NYERI PERUT ?

Perlu diketahui bahwa terdapat dua tipe serabut saraf yang menghantarkan rangsang nyeri dari perut. Serabut saraf A yang menunjukkan gejala nyeri yang tajam dan terlokalisasi ini menghantarkan nyeri dari kulit dan otot sedangkan serabut saraf C yang menghantarkan nyeri dari organ-organ dalam, otot, dan peritoneum menunjukkan gejala nyeri yang tumpul dan tidak terlokalisasi. Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan dapat terbagi dua nyeri visceral dan nyeri somatik. Nyeri visceral akan timbul sesuai dengan dermatom (persarafaran) dari organ tersebut, untuk visceral rongga perut dermatom dari T6 – L1. Nyeri yang dirasakan pada daerah epigastrium (ulu hati) berasal dari hati, pankreas, lambung, traktus biliaris, dan sebagian duodenum. Nyeri yang dirasakan pada daerah umbilikus berasal dari duodenum distal, jejunum, ileum, sekum, dan proksimal kolon. Nyeri yang berasal dari kolon transversum bagian distal, kolon desenden, sigmoid, rectum, traktus urinarius, dan organ genitalia wanita dirasakan pada daerah suprapubik. Pada nyeri visceral biasanya orang masih dapat aktif bergerak. Pada nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi. Nyeri akan terasa seperti ditusuk-tusuk atau disayat sehingga pasien dapat menunjukkan lokasi dari letak nyeri dengan jari. Selain itu, nyeri juga dapat bertambah pada setiap gerakan penderita seperti gerak tubuh, nafas dalam, dan batuk.

APA PENYEBABNYA ?

Kelainan yang dapat terjadi pada nyeri perut berulang ini dapat terbagi menjadi kelainan organik, kelainan motilitas, dan kelainan fungsional. Kelainan-kelainan tersebut akan menyebabkan stimulus nyeri pada perut yang dapat bersifat tekanan atau regangan. Kelainan organik merupakan kelainan yang terjadi pada morfologi organ pencernaan itu sendiri yang dapat dibuktikan dengan pemeriksaan penunjang seperti histologi, endoskopi, radiologi ditemukannya tanda patologis tersebut, seperti pada penyakit esophagitis, ulkus peptikum, inflammatory bowel disease, keganasan pada colon, dll. Pada kelainan motilitas merujuk pada ganguan fungsi organ yang secara spesifik terjadi penurunan proses motilitas, yakni proses kontraksi otot-otot polos di saluran pencernaan. Beberapa penyakit seperti spasme esophageal difus, gastroparesis, pseudo-obstruction, inertia colon, dll merupakan penyakit dengan gangguan motilitas. Sedangkan pada kelainan fungsional merujuk pada apa yang diinterpretasikan nyeri perut pada pasien namun tidak dapat dibuktikan adanya perubahan atau tanda patologis pada organ secara histologi, endoskopi, radiologi. Contohnya seperti esophageal chest pain, dyspepsia fungsional, konstipasi fungsional, dan IBS (Irritable Bowel Syndrome).

APA OBATNYA ?

Pengobatan sesuai dengan penyebabnya. Apabila nyeri perut disebabkan karena kelainan fungsional, pengobatan ditujukan kepada penderita dan keluarga bukan hanya mengobati gejala. Tujuannya ialah memberikan edukasi kepada penderita dan keluarga agar dapat mengatasi rasa sakit sehingga dapat beraktivitas secara normal. Terkadang perlu dikonsultasikan ke psikolog atau psikiater. Pada nyeri perut karena kelainan fungsional juga tidak dianjurkan pemberian obat antispasmodic, antiklinergik, antikonvulsan, dan antidepresan.
Next
This is the most recent post.
Posting Lama

0 comments:

Posting Komentar