Present

19.17
2

Sudah menjadi tradisi atau memang kebiasaan yang dibudayakan oleh masyarakat Indonesia? Ya, apalagi kalau bukan masalah sampah lebih tepatnya membuang sampah sembarangan. Pemandangan yang sudah tidak asing lagi bahkan sudah menjadi budaya di lingkungan kita dan ujung-ujungnya adalah banjir yang tak dapat dielakkan kedatangannya.
            Sampah sampai saat ini masih menjadi alasan utama terjadinya banjir di kota-kota besar di Indonesia, misalnya di Provinsi Banten. Belum lama ini wilayah yang beribu kota di Serang itu dilanda banjir, terutama di daerah Ciujung. Musibah tersebut mendatangkan banyak dampak. Salah satunya adalah terputusnya akses yakni jalan tol Jakarta-Merak akibat terendam air setinggi pinggang orang dewasa selama hampir dua minggu. Selain karena tingginya curah hujan, sampah menjadi faktor utama adanya kejadian tersebut. Sampah menyumbat saluran-saluran air sehingga terjadi luapan di Sungai Ciujung. Dari segelintir sampah menjadi berliter-liter air.
            Ketika berada di sekolah, sampahpun terlihat menumpuk di kolong-kolong meja siswa. Padahal setiap harinya siswa dan siswi menggunakan meja tersebut untuk belajar. Apa jadinya kalau sampah tersebut menjadi sarang nyamuk apabila berhari-hari sampah tersebut tidak dibuang? Sungguh suatu penyakit yang dibuatnya sendiri.
Upaya-upaya menegakkan kebersihan lingkungan sudah dilakukan oleh pihak sekolah. Tempat sampah yang disediakanpun tidak hanya satu bahkan hampir di setiap sisi terdapat tempat sampah serta dibedakan menjadi organik dan anorganik. Hal ini diperuntukkan agar memudahkan siswa untuk membuang sampah pada tempatnya. Namun pada kenyataannya, tempat sampah bak pajangan-pajangan yang tidak berguna. Sampah tetap berserakan bukan pada tempatnya. Lalu, siapa yang harus bertanggungjawab?
Perlu ada kesadaran dalam diri kita sendiri mengenai betapa mulianya membuang sampah pada tempatnya. Menjaga lingkungan dari himpunan sampah merupakan cerminan siswa yang peduli akan lingkungan. Tidak ada hal yang sulit dalam membuang sampah. Dimulai dari sesuatu yang kecil seperti membuang sampah bungkus makanan yang telah kita makan. “Lah yang makan kita-kita juga, masa yang buang sampahnya orang lain.” Sebut saja petugas kebersihan.
Nah, mulai saat ini sudah tak ada lagi kata “malas”, malas membuang sampah, malas memelihara lingkungan yang sehat. Mari kita ciptakan lingkungan yang bersih dan indah! Musibah datang karena faktor kemalasan manusia, khususnya terhadap lingkungan. Oleh karena itu, tak ada alasan lagi untuk tidak membuang sampah pada tempatnya ya!
Buang sampah itu kan gak repot!

2 comments: